Sunday, April 29, 2012

Menanti

Pagi-pagi hari minggu, kubangun dan menunggu, menunggu siapa lagi kalau bukan Kekasihku. “Oh, saat teduh hari ini kok aga garing.“, pikirku. Tapi aku dengar Dia, bisikan-Nya hari ini, “rindukanlah Aku”. Iya itu yang indah ketika seorang kekasih merindukan Kekasihnya, bukan???

Lalu akupun beranjak ke sebuah halte bus dua-kali-pelempar-batu-jaraknya dari kostanku, maksud hati ingin pergi ke gereja (ahai lebay abis hehe). Bus itu tak kunjung datang. Kulihat jadwal kedatangan bus, “membingungkan sekali jadwal ini, kebanyakan angkanya” pikirku. Ada satu organ dalam diriku yang tak sabar dan mulai menggerutu2, “sabar vid” kata organ yang lain. Mana hujan lebat lagi. Becek gada ojek. Oooh, hari ini sepertinya akan menjadi ujian harian yang harus diselesaikan dalam waktu kurang lebih 15 jam ke depan.

Akhirnya bus itu datang –FAST FORWARD-. Sampailah aku di gereja dan ayat itu muncul lagi: “tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

Menanti-nantikan Tuhan???

Aku merenung dan merenung. Aku tanya Tuhan: “Gimana caranya menanti2kan Tuhan?” Setelah merenung, aku merenung dan merenung lagi… dan merenung lagi.. dan, satu hal muncul di hati atau di pikiran aku lupa, tapi momen “O IYA” itu akhirnya tiba. Ia ingatkanku “bagaimana tadi ketika kamu menanti2kan bus?” “tak sabar kan, karena takut telat”. Ya, seseorang punya banyak alasan untuk menanti2kan sesuatu. Dan itu tak salah sepertinya. Daud pernah curhat sama Tuhan: “Tetapi aku ini sengsara dan miskin – Ya Allah, segeralah datang! Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku; ya Tuhan, janganlah lambat datang!” (Mzm 70:6). Daud tulis ini karena “banyak orang ingin mencabut nyawa”nya (70:3). Bahasa kerennya: Daud kepepet. Begitulah manusia pada umumnya, kalo kepepet pasti ingat Tuhan. Kemarin aku nonton kartun di Facebook dimana seorang Atheis bisa berdoa pas pesawat mau jatuh. Apa itu salah? Aku bukan hakim, tapi sepengenalanku akan Dia, memang “kepepet” ini salah satu cara-Nya supaya seseorang mengalami apa yang namanya “Menanti-nantikan Tuhan”.

Kisah Lazarus, Maria, Martha adalah contoh lain. Lazarus sudah mau mati, tapi Tuhan Yesus sengaja tunda mujizat-Nya. Kenapa? Supaya semua orang yang datang di pemakaman menanti-nantikan sesuatu yang lebih besar daripada sekedar kesembuhan. Sampai mayatnya sudah busuk, baru Dia beraksi. Kali ini bukan kesembuhan saja sepertinya yang diperlukan, tapi kebangkitan orang mati dan pem-tidakbusuk-an. Satu hal aku belajar: menanti-nantikan Tuhan = berharap sesuatu yang BESAR dari DIA. Expect something GREAT from a GREAT GOD!

Menanti-nantikan Tuhan belum tentu harus diam dan berdoa, seorang perempuan 12 tahun pendarahan, macam2 dokter sudah dicoba tapi tetap tak kunjung sembuh. Lalu apa ia perbuat? Ia dekati Yesus, berharap sesuatu yang besar dari DIA: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Obat aja ditelen ga mempan, eh ini cuma megang jubah malah jadi sembuh. Jubah siapa dulu dong :P!

Lanjut..Dari gereja, aku naik bus lagi hendak makan. Seturunnya dari bus, aku merasakan ada suatu yang janggal di kantong celanaku: ngga ada dompet! Ow no! Langsung refleks kakiku berlari mengejar bus yang sudah agak jauh itu. Kali ini bukan busnya yang kukejar, tapi dompetku! Karena dompetku berharga bagiku, repot kalo ilang harus bayar banyak denda2, ngurus ATM dll. Singkat cerita, aku tersadar tak imagemungkin aku kejar bus itu, dan ternyata oh ternyata, dompetnya ada di dalam jaket.

Dompet memang berharga bagi sebagian besar orang. Ga percaya? Taruh dompetmu di halte bus dan tinggalkan. Kembali ke halte itu 10 menit kemudian dan lihat apa yang ada menjadi tidak ada. Bagaimana dengan mengejar Tuhan? Jika Dia “seperti” lari meninggalkan kita? ‘Tuhan aku butuh sekarang! Sudah kepepet ini!” Bagaimana jika Ia memutuskan untuk menunggu sampai mayatnya busuk dulu, sebelum mengambil tindakan. Maukah kita menanti-nantikan Tuhan? Maukah kita melihat kemuliaan-Nya dinyatakan? Maukah kita menjadi orang2 yang berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan tidak menjadi lelah?

Bagi Tuhan, mayat busuk bukan suatu masalah. Tapi yang Dia mau lihat adalah iman yang tidak bosen menunggu dan berharap akan sesuatu yang BESAR DARI DIA! Iman seorang anak kecil yang kepingen terbang seprti SUPERMAN! Merayap seperti SPIDERMAN! Dan begadang seperti BATMAN! Loh?! Haha, ya you know, FAITH WITHOUT LIMIT, SAYING “HMM, GOD CAN DO IT!” “HMM, DO I NEED TO WORRY?!” “HMM, SO BIG IS THE PROBLEM, BUT SO WHAT GITU LOH? MY GOD IS MUCH BIGGER THAN MY PROBLEM”. Dan “HMM, HMM, HMM” Lainnya yang menyenangkan hati Tuhan karena kamu begitu percaya kepada-Nya.

IMAN timbul dari pendengaran akan FIRMAN KRISTUS. Sama seperti melihat jadwal bus, lalu menunggu, dan melihat bus datang, demikianlah orang beriman: lihat firman, lalu menunggu dan melihat penggenapannya. Suatu hal yang sederhana dan tidak perlu dibuat susah. Dimulai dengan doa minta diterangkan, buka alkitab, dan baca saja. Kamu! Ya .. kamu! Kamu akan melihat hal2 yang besar ketika kamu mulai menerapkan ini, doa-baca-tunggu-LIHAT!

Merk sebuah pena tidak ditulis di daftar pustaka, hanya nama penulisnya. Praise our God.

pics taken from http://en.wikipedia.org/wiki/File:Manchester_bus_192.jpg

Saturday, April 28, 2012

Teka Teki Teka Teko

“Teka Teki Teka Teko, siapa bisa jawab dapet teko, eh ko cuma te-ko?”

Begitulah akhirnya jika seseorang memaksakan dirinya untuk berpantun. Ujung-ujungnya maksa, hehehe *ketawagaring.

Malam ini ketika aku bicara sama Tuhanku, aku diingatkan tentang suatu ayat yang membuatku tertawa.

Kumembayangkan di suatu arena perlombaan lari, ada begitu banyak anak muda, beberapa dari mereka adalah atlet (atlet larilah! <buat yang nanyaimage atlet apa dalem hatinya>). Terus ada juga kakek2 umur 80 (80 tahunlah! <buat yang nanya 80 apa dalam hatinya>). Iya, ada kakek2 ceritanya. Lalu pertanyaan ini muncul di hatiku: “siapa pemenang lomba larinya?”.

Atlet2 muda itu? Yaiyalah kalo menurut logika ya. Namun, ada satu ayat di Alkitab yang bilang “belum tentu”.

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan (those who hope in the LORD) mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yes 40:29-31).

Siapakah yang berlari dan tidak menjadi lesu? Anak muda? Teruna? Hmm, maaf salah tempat. No No No, orang muda lelah lesu, teruna tersandung. Bukan mereka pemenangnya, tapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan (YANG BERHARAP KEPADA TUHAN). Tua muda sama saja, bukan soal umur, tapi soal siapa yang diandalkan.

Malam ini ketika aku sedang bersemangat sekali, aku ragu apakah bisa terus konsisten seperti ini. Lalu kudengar alunan musik-Nya di hatiku:

Kuberharap KepadaMu
Kau Perlindungan Dan Kekuatanku

Ku Berdoa KepadaMu
Kau Tanduk Keselamatanku’

Apakah aku bisa? Tidak jawabannya, tapi Yesus di dalamku bisa. Dialah kekuatanku, Dialah harapanku. Aku percaya kepadanya. Kalau harus memilih, biarlah aku jadi kakek tua itu, namun berharap kepada Tuhan dan berlari sampai akhir. Itu jauh lebih baik daripada jadi anak muda yang mengandalkan dirinya sendiri, lelah, lesu, dan tersandung. Siapa pemenangnya? Tuhan di dalam kita. Amin.

Merk sebuah pena tidak ditulis di daftar pustaka, hanya nama penulisnya. Praise our God.

pics taken from http://goodcomics.comicbookresources.com/wp-content/uploads/2008/04/unclemarvel_running.gif

Friday, April 27, 2012

27

Siang-siang melamun, merenung dan berpikir. Menunggu ujian sebentar lagi. Kuberkata pada diriku sendiri: “Jangan lupa bawa jam supaya nanti pas ujian ga bingung soal waktu.” Laluku merenung lagi. Kumerenung tentang jaam tangan. Sering orang bertanya: “jam berapa sekarang?”. Kurenungi pertanyaan ini, pertanyaan yang salah menurutku. S-a-l-a-h, SALAH! Salah karena kamu bertanya jam berapa sekarang, tapi dia butuh beberapa detik untuk menjawab pertanyaanmu. Jadi jawabannya akan tidak akurat. Apalagi kalau jarum detik sudah dekat dengan angka 12, maka jawabannya kemungkinan besar akan beda 1 menit dari pertanyaanmu. Pertanyaan yang benar harusnya begini: “nanti pas kamu lihat jam tanganmu, kasih tau aku jam berapa ya.” Dengan demikian, jawaban yang akurat bisa diberikan. “Hahaha, penting sekali perenungan ini.”, dengan nada menyindir. Kesalahan kecil itu saja kok diperdebatkan? SWGL! SO WHAT GHETO LOH! hehe

Lalu kuberangkat ke lokasi ujian pilihan ganda 75 soal di komputer. Nomor1? A,B,C atoD? Nomor 2? 3? Dan sampailah selesai semua. Hmmm, tapi masih ada waktu, lalu kutanya Tuhanku: “Tuhan, nomor berapa yang harus aku lihat lagi?” “27” katanya. Hmmm, dalam hatiku tapi sambil ragu2: “bener juga ya Tuhan, nomor ini kok aku kurang yakin. Tapi kayanya aku yang bener deh.” Aku merasa Dia terdiam. Lalu kuklik saja SUBMIT, dan nilaipun langsung diumumkan, dan kaget bin ajaib bin sedikit nyesel, nomor 27 adalah salah satu nomor dari 2 soal yang salah. “Ow seandainya saja aku dengarkan Tuhanku!”

“Hmmm, kan cuma 1 soal Vid?” Kesalahan kecil? So what gheto loh? Yah mungkin, bagi orang lain. Tapi bagiku kesalahan kecil ini bersaksi imagebahwa Tuhan kita Allah yang besar, namun peduli dengan hal-hal terkecil dalam hidup kita.

Daud menulis: “One thing GOD has spoken, two things I have heard: that you, O God, are strong, and that You, O Lord, are loving.” (psalm 62:11-12a). Baru malam kemarin aku mendapat ayat ini, dan aku bingung kok bisa ya Tuhan bicara 1hal, tapi Daud mengerti 2hal: 1.Bahwa Allah itu kuat, dan 2. Allah mengasihinya? Hari ini kutemukan jawabannya. Allah yang besar itu peduli dengan 1 dari 75 soal ujianku: Nomor 27. STRONG GOD WHO CARES ABOUT EVERY LITTLIE THINGS IN MY LIFE.

Dia juga peduli dengan hidupmu. “Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah itu tempat perlindungan kita.” (Mzm 62:9) Share your personal problems with Him, even the “little things” you have. Cause He cares, He loves you! Trust HIM EVERY TIME, not only in church, not only in a prayer meeting, not only in your meditation time, but every time… and you will see how much He loves you and want to speak with you. Tuhan yang mengasihiku juga mengasihimu. Amin.

-Glory to God-

pics taken from http://www.dailyencouragement.net/images/scripture/does_god_care.jpg

Tuesday, April 24, 2012

Siapa Pemenangnya?

Suatu hari terjadi perselisihan di sebuah pengadilan, antara daging dan roh.

image

Daging : “Aku lemah, aku pengen buat dosa.”
Roh : “tapi aku penurut, aku benci dosa.”

Pak Hakim lalu angkat bicara. “Berdasarkan Galatia Pasal 5 Ayat 16, mereka yang hidup oleh Roh tidak akan menuruti keinganan daging.”  Lalu, iapun melanjutkan: “Kalau kasusnya kamu hidup menurut Roh, maka kamu tidak akan mengikuti keinginan si daging.”

“Maksudku ialah hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal 5:16)

Roh lalu bertanya, “Pak Hakim yang terhormat, bagaimanakah seseorang bisa hidup oleh Roh? Bisa Pak Hakim jelaskan?”

Jawab Pak Hakim: “Apakah orang itu berdoa dan mengandalkan Tuhannya? Apakah dia berjaga-jaga? Atau malah bermalas-malasan?” (dengan mengatakan ini, Pak Hakim menjelaskan bahwa doa adalah bentuk pengandalan diri seseorang kepada Tuhannya, dan berjaga-jaga berarti tidak malas melakukan apa yang Dia kehendaki).

“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tapi daging lemah.”(Mat 26:41)

“Hmm, I see, I see.”, kata seorang saksi ahli sambil mengangguk-anggukan kepalanya. “Aku jadi teringat Roma pasal 12 ayat 11 yang mengatakan ‘janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.’” “Ternyata roh yang menyala-nyala identik dengan kerajinan yang tidak kendor dan melayani Tuhan ya.”

Melihat terdakwa yang sedang berdoa dan berjaga-jaga ini, hakimpun mengambil keputusan: “Terdakwa, Anda sekarang bebas dari keinginan dagingmu untuk melakukan dosa. Namun ingat, perdebatan sengit antara daging dan Roh akan berlanjut sampai akhir hidupmu karena kamu masih di dalam daging. Silakan pilih, hidup oleh Roh atau hidup menurut keinginan daging.”

Kapanpun, dimanapun, dalam keadaan apapun, berdoa dan berjaga-jagalah. Bukan dengan kekuatan manusia, tapi dengan Roh Kudus dan kasih karunia-Nya. Amin.

Glory to God

pics taken from http://dawncompk.files.wordpress.com/2012/04/guardiola-dimatteo-670.jpg?w=670&h=350

Thursday, April 19, 2012

Chelsi

Gol gol gol, ale ale ale. Aribapa, esmundotelepies. Gol gol gol, ale ale ale. Aribapa, esmundotelepies. Begitulah kira-kira nyanyian seorang Riki Martin menyambut sebuah iven internasional wolkap nainty eit. Hahaha. Entah kenapa diriku dan sebagian besar pria menyukai olah raga dimana orang-orang nyari bola, lari-lari cape2, dapet bola, tendang ke gawang terus kalo masuk kalo ngga opsait teriak2 kegirangan. Lucunya kalo perayaan sudah selesai, bola ditarok di tengah lagi ;p.

Eniwei, hari ini aku melihat hailait suatu pertandingan semipinal liga cempion antara Chelsi melawan Barselona. Pertandingannya berat sebelah. Maksudnya pemain Barselona gendut2, pemain Chelsi kurus2 ya? Eh bukan, bukan itu maksudnya. Maksudnya Barselona, sang juara tahun lalu, begitu menguasai jalannya pertandingan. Mereka nendang 24 kali ke gawang Chelsi, 6 on target, tapi Chelsi Cuma 5 kali nendang dan cuma 1 yang ke gawang, yang lain nyasar kemana-mana (mengingatkanku pada seseorang yang suka nyasar) hehe. Kiper Chelsi harus lompat-lompat, tepis-tepis, tangkep-tangkep, melototin bola sepanjang pertandingan, tapi kiper Barselona sambil makan bakso minum es shanghai juga kayanya ngga kebobolan itu gawang. Pemain Barselona sibuk nyerang dari korner terus ngoper2 clip_image002sepanjang gem, tapi pemain Chelsi bertahan dan bertahan. Alhasil siapa yang menang anak2? CHELSI. Kenapa? Karena Chelsi nyetak gol, Barselona nggak. Pintel! “Bu gulu, Bu gulu, tapi kan Barselona nyelang2 telus? Nendang2 ke gawang telus? Gocek2 telus? Ngopel2 telus? US US us us.” “Iya betul kamu nak, TAPI win en lUS bukan soal itu, namun soal siapa nyetak lebih banyak GOL”, jawab Bu Guru tulUS.

Eh kok jadi bu guru bintang pelemnya? Aduh sekuriti, tolong usir bu guru dari tulisan ini. Ckckck. Hehehehe.

Di malam rapat ini (kan kalo siang bolong, malam ya harusnya rapat duongks, krik krik), aku merenung tentang penilaian di akhir hidup manusia *mulai seriUS*. Ya, mungkin kita mempunyai banyak kebanggaan apapun itu. Studi, pekerjaan, pelayanan, anak PA, pemberian (ilmu, uang, apapun), pengorbanan, sharing firman, atau apapun. Namun, apakah itu yang dinilai? Mungkin nilai kita 90%, 87%, 89%, 96% dalam semua bidang rohani: iman, pengorbanan, perbuatan baik, bahasa lidah, mujijat, PA, PD, PU, PI, dll. Namun apakah itu yang dinilai?

Shot on target? Attempts on goal? (loh kok jadi lancar skrg Inggrisnya), Ball Possession? Apakah itu yang membuat Chelsi menang?

1 Kor 13:1-3 berkata: “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.”

Sekalipun Barselona menguasai bola, menggocek2, menembak2, jika tidak ada gol tak ada gunanya. Sekalipun kau dapatkan semua dunia, kau lakukan semua yang hebat2, kau temukan semua pengetahuan, rahasia, sekalipun jasa dan pengorbananmu besar, NO-LOVE? NO-THING!

Lalu, bagaimana aku menemukan kasih itu? Orang Indonesia paling pintar mengatakannya: “terima kasih”. Suatu hari, orang Farisi yang suci di mata dunia dan di matanya sendiri, mengundang Yesus makan di rumahnya. Lalu, datang seorang perempuan berdosa membasahi kaki Yesus dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya, mencium kaki-Nya tiada henti dan meminyaki rambut-Nya. Mengapa? Karena ia membuka hati nya kepada kasih Yesus. Orang Farisi membuka pintu rumahnya, namun perempuan berdosa ini membuka pintu hati nya. Perempuan ini banyak berbuat kasih, karena terlebih dahulu menerima banyak kasih, yaitu bagaimana Yesus mengampuni dan menerima dia. Tuhan tidak cari orang suci karena memang tidak ada di dunia ini. Dia cari orang berdosa yang mau membuka hatinya untuk Ia kasihi. Mari, cari Tuhan lebih lagi, sebab Dia sangat mengasihimu. Kasih yang sejati melenyapkan rasa takut. So don’t be affraid, just come to Him and receive Him in your heart. Yesus tidak akan menolakmu. Amin.

*just for info, saya bukan fans Chelsi tapi fans Kasih :), peace buat fans Barca hehe

Merk sebuah pen tidaklah dicantumkan di daftar pustaka, nama penulisnyalah yang dicantumkan.

-Glory to God-

Tuesday, April 17, 2012

Reading the Clean White Paper

If you believe that God is love and love keeps no records of wrong. Why are you keep reading the clean white paper?

image

Jesus loves you :)

pics from http://i.istockimg.com/file_thumbview_approve/86511/2/stock-photo-86511-erase-your-mistakes.jpg

Pujian dari Tuhan

Apakah pernah Tuhan maha besar dan kuasa memuji manusia? Seorang bernama Ayub bisa menceritakan bagaimana Tuhan memuji dia di depan iblis. Apakah karena Ayub kaya? Apakah karena ia punya beribu-ribu kambing dan beratus-ratus pasang lembu? Bukan, Tuhan bangga atas Ayub karena ia adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan, dan menjauhi kejahatan.

Pertanyaan-pertanyaan ini terlintas di pikiranku hari ini. Apa gunanya kudapat kekayaan kalau tidak kudapat Yesus? Apa gunanya semua orang memuji-muji keberhasilanku kalau Tuhan tidak dekat padaku? Apa gunanya studi yang berhasil kalau itu hanya untuk diriku? Apa gunanya hidup kalau Tuhan tidak disampingku?

Sekarang aku mengerti, mungkin hanya beberapa %, mengapa Salomo dalam kekayaan dan kelimpahannya mengatakan bahwa semua itu sia-sia. Dan bagaimana Paulus menganggap semua yang  lain sampah jika dibandingkan dengan pengenalan akan Tuhan.

Bukan kekayaan tidak penting, bukan penghargaan orang lain tidak penting, bukan studi tidak penting, tapi Yesus lebih penting. Amin.

Puji nama Tuhan.

Sunday, April 15, 2012

Relationship Series: Benci Segitiga

Tiga orang sahabat Dore, Mifa dan Solasi adalah satu keluarga dalam Tuhan. Mereka hidup, tertawa, makan, menangis bersama (kalau yang menangis terutama si Dore karena paling melow). Kerukunan mereka menghadirkan berkat-berkat yang luar biasa, sebab Tuhan berjanji:

“Sungguh alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab kesanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” (Mzm 133:1-3)

Waktu berjalan, dan hubungan yang semacam ini tidak disukai si Luser. Luser membangkitkan rasa tak percaya di hati Dore terhadap Mifa, lalu Luser berbisik kepada Dore hal2 yang buruk tentang Mifa. Sejak saat itu hubungan Mifa dan Dore renggang. Memang si Luser ini terkenal dengan bisikan tajamnya yang menghancurkan hubungan orang. Tidak sampai disitu, atas pengaruh Luser, Dore membisikan kepada Solasi tentang Mifa. Solasi tidak percaya kepada Dore, namun bodohnya dia ceritakan kepada Mifa bisikan Dore yang menjelekkan Mifa. Hubungan Dore dan Mifa kini resmi terputus.

Seperti bara di kipas2 tukang sate (hmmm nyam nyam), emosi Mifa terbakar panas. Lalu dia datangi Dore bawa “golok”, yaitu mulutnya yang tajam dan menceritakan bagaimana ia dengar dari Solasi tentang semua ini. Mendengar itu, Dore merasa ditusuk dari belakang oleh Solasi dan dia tidak percaya lagi kepada Solasi. Benci segitiga terjadi dan siapa tertawa? Siapa lagi kalau bukan Luser.

Semua dimulai dari bisikan tajam Luser yang menular ke bisikan2 tajam Dore, Mifa, Solasi. Bisikan ini mengalir karena rasa tidak percaya mereka terhadap satu sama lain, kerennya: their curigation. Apakah saya sedang mengarang sebuah cerita? Seratus. Namun, cerita ini ternyata sudah ada sejak zaman raja Salomo, dimana tertulis: “A dishonest man spreads strife (permusuhan), imageand a whisperer (pembisik atau penggosip) separates close friends (memisahkan teman dekat).”(Ams 16:28). Sebuah bisikan tajam (gossip atau fitnahan atau sejenis) dan rasa tidak percaya dapat menghancurkan hubungan. So, hati2 dengan lidahmu, dan belajar mempuasakan telingamu dari rahasia yang tidak perlu diketahui.

Hari ini aku diajar kalau bukan hanya Luser (iblis) yang suka membisik, tapi Tuhanpun suka membisik. Namun, bedanya bisikan Tuhan adalah bisikan yang lembut, gentle whisper, mungkin ada unsur nasehat / teguran, tapi tanpa penghakiman. Bisikan semacam ini didengar Elia ketika dia sedang down2nya. Tuhan bukan bicara kepadanya lewat angin besar, atau gempa, atau api, tapi melalui sebuah bisikan (a gentle whisper). “What are you doing here, Elijah?” No judgement, just love and understanding.

Dan mengenai rasa percaya. Quote ini mungkin paling mengena: “A relationship without trust is like a car without gas, you can stay in it as long as you want but it won't go anywhere.” Sebuah hal yang membuat saya masih datang kepada-Nya adalah karena Dia masih mempercayai saya. Kegagalanku membuatku menadapat 0, namun pengampunan dan kepercayaan-Nya jadikanku 10. Kasih menutupi segala pelanggaran dan kasih mempercayai segala sesuatu, ia melihat yang terbaik dari orang lain dan senang melihat orang lain sampai kepada potensi maksimal mereka. Kasih tidak pemarah dan tidak mengingat-ingat kesalahan orang.

Relationship begitu penting teman-teman. Dua perintah paling utama: mengasihi Tuhan dan sesama. Let’s learn together, to love and forgive. God loves you all.

Oya, ending ceritanya gimana? Dore-mifa-solasi-……? Do! Lakukan! Dan temukan sendiri endingnya. Amin.

Merk sebuah pena tidak ditulis di daftar pustaka, hanya nama penulisnya. Praise our God.

pics taken from http://www.bbc.co.uk/insideout/content/images/2008/04/14/the_whisper1_470_470x370.jpg

Saturday, April 14, 2012

Ngedangdut Ah

Aku biasa mengatakan “what a day!” saat larut malam, ketika sang bulan menutup hari. Tapi hari ini, God cheer me up dengan kata-kataNya yang lebih manis daripada madu manapun.

“Teng ting tung teng teng teng tung teng teng”, bunyi handphone-ku yang tidak bisa dijelaskan dengan kata2. Tapi badanku masih lemas, seluruh anggota tubuh pun mengeluh kepada sang telinga. Dan sebagai kaum minoritas, telingapun mengalah, “yasudah, terserah kalianlah kalau mau tidur lagi, aku hanya melakukan tugasku”, pasrah telingaku. “False alarm!”, seru otak, “biasa si telinga suka lebay, ayuk tidur lagi.” Hampir-hampir aku tertidur lagi, sebelum mataku berbicara membela kaum minoritas. Mataku melihat 1 New Message di handphone. Dan iapun membaca tulisan sms dari dosen pembimbingku dengan lantang di depan seluruh dewan anggota tubuh: “David, apa ada asisten yg bisa bantu jaga Ujian pagi ini jam 8-11 di RB5?” Dan semua anggota tubuh langsung siaga 1. Sang kaki dan tangan yang asik memeluk guling empuk mulai bergerak lagi. Sang mata yang tadinya cuma terbuka setengah, naik lima per empat, haha. Si otak yang tadinya mengibarkan spanduk “kita tidur lagi”-pun malah yang jadi paling bersemangat membunyikan sangkakala tanda hari sudah mulai.

Akupun bersaat teduh. Kunikmati hadirat Tuhan, walau agak terburu-buru. Duh,, this gotta stop. Anw, Tuhan tetap bicara. Kalau tidak, aku takkan menulis saat ini detik ini.

Waktu sudah menunjukkan 7.30 dan saatnya aku berangkat. Sang otakpun mulai mengecek list kesiapan anggota tubuh sembari anggota tubuh lain menjawab “siap”. “Telinga siap?” “Siap!”. “Tangan siap?” “Siap!”, sahut tangan sambil menunjukkan si jempol. “Kaki siap?” “Siap!”, teriak kaki sambil mengayun ala David Beckham. “Mata siap?” “Siap! Ehhh,,, wait,,, mana kacamataku??? Kata si mata yang memang rabun gara2 terlalu sering dikorbankan untuk nonton-main game-baca buku (urutan tidak berarti apa-apa, hehe).

Sang otakpun langsung panik, selaku PJ harian, dia langsung membunyikan sangkakala tanda siaga 22 alias “tanda kalau mata nggak bisa melihat soalnya gada kacamata, padahal waktu kuliah/ujian/ngawas ujian udah deket”.. Dan semua anggota tubuhpun langsung ikutan panik sambil mengeluh “Dasar otak pikun, masih kepala 2, buntut 2, kok udah pikun aje sich?!”

4 tahun kemudian (plus minus)

Hei David 2008, ini David 2012, aku lupa lanjutan ceritamu ini. Tapi seingatku kamu mau bilang kalau kita adalah anggota-anggota dalam tubuh Kristus. Mata ngga bisa lihat, semua sedih; telinga ga bisa denger, semua sedih; kaki ga mau gerak, semua juga sedih (kecuali punggung yang mau tidur terus hehehe). Ya, David 2008, baru kemarin ini (14 April 2012) aku diingetin Tuhan betapa pentingya suatu komunitas. Suatu tempat dimana kepala (Kristus) nyaman tinggal, yaitu suatu tempat dimana kasih itu senyata headline koran Kompas edisi terbaru, dan perpecahan itu dongeng fiktif yang paling membosankan dan tak bermanfaat. Ooo betapa indahnya,, ooo betapa eloknya, bila saudara seiman hidup dalam kesatuan, serrrr. Eh kok jadi ngedangdut? :p

Ef 2:13: Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh” sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.

Mat 5:9: Blessed are the peacemakers, for they will be called sons of God.

oo oo oowww

Merk sebuah pena tidaklah dicantumkan di daftar pustaka, nama penulisnyalah yang dicantumkan.

-Glory to God-

Sunday, April 8, 2012

Sekali Merdeka Tetap Merdeka!

Satu hari yang lalu pastorku seorang Peru bertanya kepada temanku seorang Jerman. Pertanyaannya adalah “Apakah arti hidup?” dan temanku itu menjawab: “hidup adalah merdeka”. To live is to be free. Menarik.

Hari ini, pastorku berkhotbah. Ia berkata bahwa mereka yang merdeka tidak lagi diperbudak oleh dosa, tapi mereka hidup untuk Allah.

Oyeah, banyak orang menganggap kemerdekaan adalah bebas melakukan dosa, dan menikmati hidup sesuka hati. Namun, tanpa mereka sadari dosa itu sendiri telah mengikat mereka! Dosa memperbudak hidup mereka!

Akupun salah satu dari antara orang itu. Namun Yesus sadarkanku bahwa hidup dalam ikatan dosa = hidup dalam penjara gelap, yang mungkin bisa memuaskan dagingku (UNTUK MASA WAKTU YANG SINGKAT) tapi bukan hatiku. Daging takkan pernah puas. “Lebih lagi” katanya, “lebih lagi”. “Sampai kapan?” tanya jiwa dan roh. “Sampai aku dan kamu mati” jawabnya.

O selama ini, kenapa aku tak pernah mencoba anggur sukacita-Nya, anggur yang membuatku puas? Anggur sukacita yang tak dapat diramu dunia. Yang membuat hati ini damai dan tak ada rasa takut? Membebaskanku dari borgol dosa dan pintu penjara ketagihan yang berujung pada kubur kebinasaan?

Harga anggur itu? mahal teman2, namun Tuhan Yesus sudah bayar dengan darah-Nya yang tercurah di kayu salib bagiku dan bagimu. Terimalah dan minumlah darah perjanjian baru yang pulihkan hidupku dan hidupmu. Berserulah kepada nama Yesus, sebab ada keselamatan dan kemerdekaan di dalam nama-Nya, di dalam darah-Nya.

Bangunlah hai jiwamu, sebab hari ini adalah your happy day, cause you will never be the same. Pintu kebebasan sudah terbuka, borgol dosa sudah dilepaskan, no more death, welcome life, welcome freedom.

Siang ini kuteringat lagu kemerdekaan bangsaku yang dinyanyikan sekitar 67 tahun yang lalu. “17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia. Mer-de-ka!” Menarik dikatakan bahwa hari lahirnya bangsa Indonesia adalah juga hari kemerdekaannya. Hari lahirnya seorang anak yang dikasihi-Nya adalah juga hari kemerdekaannya. Hidup akhirnya dimulai. Dimulai ketika seruan kemerdekaan itu terdengar dari mulutmu.image

Merdeka! Merdeka! Merdeka! Sekali merdeka tetap merdeka! Merah darah-Nya jadikanku putih seperti salju. Manis kasih-Nya pulihkan hidupku.

the brand of a pen is not written in the bibliography, it is only the writer’s name. Praise God, Jesus Christ, the writer of my life, who died to destroy the power of sin and its condemnation, raised and live so that we can enjoy a free life, life free from the slavery of sin and guilt. Amen.

pics from http://blazomania.com/wp-content/uploads/2011/08/Indonesian-flag-Google-Doodle.jpg