Suatu hari terjadi perselisihan di sebuah pengadilan, antara daging dan roh.
Daging : “Aku lemah, aku pengen buat dosa.”
Roh : “tapi aku penurut, aku benci dosa.”
Pak Hakim lalu angkat bicara. “Berdasarkan Galatia Pasal 5 Ayat 16, mereka yang hidup oleh Roh tidak akan menuruti keinganan daging.” Lalu, iapun melanjutkan: “Kalau kasusnya kamu hidup menurut Roh, maka kamu tidak akan mengikuti keinginan si daging.”
“Maksudku ialah hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal 5:16)
Roh lalu bertanya, “Pak Hakim yang terhormat, bagaimanakah seseorang bisa hidup oleh Roh? Bisa Pak Hakim jelaskan?”
Jawab Pak Hakim: “Apakah orang itu berdoa dan mengandalkan Tuhannya? Apakah dia berjaga-jaga? Atau malah bermalas-malasan?” (dengan mengatakan ini, Pak Hakim menjelaskan bahwa doa adalah bentuk pengandalan diri seseorang kepada Tuhannya, dan berjaga-jaga berarti tidak malas melakukan apa yang Dia kehendaki).
“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tapi daging lemah.”(Mat 26:41)
“Hmm, I see, I see.”, kata seorang saksi ahli sambil mengangguk-anggukan kepalanya. “Aku jadi teringat Roma pasal 12 ayat 11 yang mengatakan ‘janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.’” “Ternyata roh yang menyala-nyala identik dengan kerajinan yang tidak kendor dan melayani Tuhan ya.”
Melihat terdakwa yang sedang berdoa dan berjaga-jaga ini, hakimpun mengambil keputusan: “Terdakwa, Anda sekarang bebas dari keinginan dagingmu untuk melakukan dosa. Namun ingat, perdebatan sengit antara daging dan Roh akan berlanjut sampai akhir hidupmu karena kamu masih di dalam daging. Silakan pilih, hidup oleh Roh atau hidup menurut keinginan daging.”
Kapanpun, dimanapun, dalam keadaan apapun, berdoa dan berjaga-jagalah. Bukan dengan kekuatan manusia, tapi dengan Roh Kudus dan kasih karunia-Nya. Amin.
Glory to God
pics taken from http://dawncompk.files.wordpress.com/2012/04/guardiola-dimatteo-670.jpg?w=670&h=350
No comments:
Post a Comment