Sunday, May 29, 2011

POWER OF WORDS

Sulit bagiku untuk memberi pendahuluan dalam tulisan ini. Aku harus menyampaikannya. Dan aku harus menyampaikannya segera. Seperti ada api membakarku untuk menulis ini, karena aku percaya tulisan ini memberkati mereka yang membacanya dengan lembut hati, mereka yang rindu mengenal Tuhan dan melihat, mengalami, menjadi saksi betapa hebat-Nya Dia, pahlawan yang memberi kita kemenangan.

Ketika aku menulis ini, aku sadar kalau orang pertama yang harus kukhotbahi adalah diriku sendiri. Bukannya aku, tapi Roh Kudus yang di dalamku, Dialah yang berkhotbah kepada jiwaku.

Sebuah kemustahilan bagiku untuk mengampuni dia yang menyakitiku. Namun aku tahu aku harus mengampuni dan melupakan. Jiwaku terus membenci dan aku hanya terdiam, tak bisa meredakannya. Itu membuatku tertekan, frustrasi, dan terintimidasi. Sampai Roh Kudus membakar lidahku, sehingga aku harus berkata-kata. Dia membuat lidahku memperkatakan Firman kepada diriku sendiri. Mengkhotbahi diriku sendiri. Pagi itu terjadi percakapan antara lidah dan telingaku. Lidahku memperkatakan Janji Tuhan yang menegur jiwaku. Dan Tuhan memberiku kemenangan. WOW :p. Ini aneh,,, tapi luar biasa! Janji Tuhan yang sangat indah mengenai masa depanku membuatku sanggup melupakan kegagalan masa laluku. Puji Tuhan!

Aku percaya kalau Tuhan memperhitungkan kata-kata kita.

Ingat kejadian mengenai perempuan Siro Fenisia yang anaknya kerasukan setan? Kepada perempuan yang “sempat ditolak” Yesus ini, Tuhan sendiri berkata: “Karena KATA-KATA-mu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” (Mrk 7:29). Karena apa Tuhan bertindak? Karena KATA-KATA si Ibu itu.

Akupun teringat dengan 2 penjahat yang disalib sebelah-menyebelah dengan Tuhan. Mereka sama-sama kriminal, namun nasib mereka berbeda di akhir. Karena apa? Karena respon kata-kata mereka yang berbeda terhadap Juruselamat. Yang satu menghujat-Nya, yang satu mengakui dan mengingatkan Yesus dengan kata-katanya.

Ams 18:21: “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”

Nasibmu ditentukan oleh kata-katamu!

Sekarangpun aku mengerti kenapa peristiwa Pentakosta (Baptisan Roh Kudus) ditandai dengan lidah-lidah api. Karena LIDAH-ku + API ROH KUDUS = POWER! GLORY! VICTORY!

POWER dan VICTORY yang bukan hanya dari kata-kata positif (Ciayo! Ayo! Semangat! Kamu bisa! dll), ataupun dari kutipan-kutipan firman secara teoritis (logos), tapi perkataan Firman yang dirhemakan oleh Roh Kudus.

Mrk 13:11: “Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.”

Jangan biarkan jiwa / perasaanmu terus menguasai hidupmu. Itu akan membuatmu sangat tertekan. Jangan hanya diam. Berkata-katalah! Biarkan Roh Kudus bicara Firman melalui lidahmu! Kamu harus berbicara! Jangan diam! Khotbahi dirimu sendiri!

Ayub 32:20 “Aku harus berbicara, supaya merasa lega, aku harus membuka mulutku dan memberi sanggahan.”

Rohlah komandan, jiwa harus menjadi bawahan. Ketika jiwa, si bawahan itu, mulai kecewa, benci, sungut2, ragu2; Komandan Roh harus berkata-kata, berteriak, bahkan memarahi dan menyanggah jiwa itu.

Hari ini Tuhan Yesus mengajariku bagaimana menang lewat memperkatakan Firman oleh Roh Kudus. Rohku rindu kita semua mengalaminya.

Amin.

-Glory to God-