Aku biasa mengatakan “what a day!” saat larut malam, ketika sang bulan menutup hari. Tapi hari ini, God cheer me up dengan kata-kataNya yang lebih manis daripada madu manapun.
“Teng ting tung teng teng teng tung teng teng”, bunyi handphone-ku yang tidak bisa dijelaskan dengan kata2. Tapi badanku masih lemas, seluruh anggota tubuh pun mengeluh kepada sang telinga. Dan sebagai kaum minoritas, telingapun mengalah, “yasudah, terserah kalianlah kalau mau tidur lagi, aku hanya melakukan tugasku”, pasrah telingaku. “False alarm!”, seru otak, “biasa si telinga suka lebay, ayuk tidur lagi.” Hampir-hampir aku tertidur lagi, sebelum mataku berbicara membela kaum minoritas. Mataku melihat 1 New Message di handphone. Dan iapun membaca tulisan sms dari dosen pembimbingku dengan lantang di depan seluruh dewan anggota tubuh: “David, apa ada asisten yg bisa bantu jaga Ujian pagi ini jam 8-11 di RB5?” Dan semua anggota tubuh langsung siaga 1. Sang kaki dan tangan yang asik memeluk guling empuk mulai bergerak lagi. Sang mata yang tadinya cuma terbuka setengah, naik lima per empat, haha. Si otak yang tadinya mengibarkan spanduk “kita tidur lagi”-pun malah yang jadi paling bersemangat membunyikan sangkakala tanda hari sudah mulai.
Akupun bersaat teduh. Kunikmati hadirat Tuhan, walau agak terburu-buru. Duh,, this gotta stop. Anw, Tuhan tetap bicara. Kalau tidak, aku takkan menulis saat ini detik ini.
Waktu sudah menunjukkan 7.30 dan saatnya aku berangkat. Sang otakpun mulai mengecek list kesiapan anggota tubuh sembari anggota tubuh lain menjawab “siap”. “Telinga siap?” “Siap!”. “Tangan siap?” “Siap!”, sahut tangan sambil menunjukkan si jempol. “Kaki siap?” “Siap!”, teriak kaki sambil mengayun ala David Beckham. “Mata siap?” “Siap! Ehhh,,, wait,,, mana kacamataku??? Kata si mata yang memang rabun gara2 terlalu sering dikorbankan untuk nonton-main game-baca buku (urutan tidak berarti apa-apa, hehe).
Sang otakpun langsung panik, selaku PJ harian, dia langsung membunyikan sangkakala tanda siaga 22 alias “tanda kalau mata nggak bisa melihat soalnya gada kacamata, padahal waktu kuliah/ujian/ngawas ujian udah deket”.. Dan semua anggota tubuhpun langsung ikutan panik sambil mengeluh “Dasar otak pikun, masih kepala 2, buntut 2, kok udah pikun aje sich?!”
4 tahun kemudian (plus minus)
Hei David 2008, ini David 2012, aku lupa lanjutan ceritamu ini. Tapi seingatku kamu mau bilang kalau kita adalah anggota-anggota dalam tubuh Kristus. Mata ngga bisa lihat, semua sedih; telinga ga bisa denger, semua sedih; kaki ga mau gerak, semua juga sedih (kecuali punggung yang mau tidur terus hehehe). Ya, David 2008, baru kemarin ini (14 April 2012) aku diingetin Tuhan betapa pentingya suatu komunitas. Suatu tempat dimana kepala (Kristus) nyaman tinggal, yaitu suatu tempat dimana kasih itu senyata headline koran Kompas edisi terbaru, dan perpecahan itu dongeng fiktif yang paling membosankan dan tak bermanfaat. Ooo betapa indahnya,, ooo betapa eloknya, bila saudara seiman hidup dalam kesatuan, serrrr. Eh kok jadi ngedangdut? :p
Ef 2:13: Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh” sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.
Mat 5:9: Blessed are the peacemakers, for they will be called sons of God.
Merk sebuah pena tidaklah dicantumkan di daftar pustaka, nama penulisnyalah yang dicantumkan.
-Glory to God-
No comments:
Post a Comment