Saat ku lewati hari-hariku di kota sunyi ini, aku semakin sadar kalau Tuhan selalu turun tangan memberkati hidupku. Dia membuat studiku berhasil, dan aku mengatakan ini bukan untuk berbasa-basi.
Ada waktu dimana aku mengira sudah gagal, waktu itu aku begitu bersemangat belajar untuk 1 ujian. Satu setengah minggu aku berusaha untuk menyelesaikan pelajaran itu. Namun sewaktu ujian, aku terdiam. Otakku seperti begitu lambat, sementara waktu terus berjalan. Frustrasi, putus asa, perasaan gagal itu mulai muncul. Temanku bertanya, "berapa halaman jawaban lo?", jawabku "ga sampai 1 halaman", sementara dia 5 halaman. WOW, aku pulang dengan kesedihan, apalagi ujian berikutnya tinggal 2 hari lagi dan aku belum belajar apa2.
Di kamar kostanku aku memanggil Bapaku, dan Dia memberiku sebuah lagu, liriknya: "Tuhanlah kekuatan dan mazmurku, Dia gunung batu dan kes'lamatanku, hanya pada-Nya hatiku percaya, terus aku lupa liriknya hehe" tapi yang membuatku begitu lega adalah refrainnya: "Kumau slalu bersyukur s'bab cinta-Mu padaku, takkan pernah berubah, hatiku percaya. Walau bumi bergoncang, gunung2 beranjak, namun kasih setia-Mu tak pergi dariku". Satu hal kuimani: walaupun nilaiku hancur lebur, namun Dia tetap mengasihiku.
Aku adalah seorang yang sangat peduli dengan studi dan nilaiku, tapi malam itu aku menemukan sesuatu yang membuatku tetap bersyukur sekalipun ujianku spertinya gagal, yaitu Dia tetap mengasihiku. Kasih-Nya membuatku merasa cukup dan lega, sekalipun di tengah badai.
Dan gelap malam kegagalan itupun diterangi bulan ucapan syukur dan semangat baru untuk belajar.
Teman2, alhasil ujianku yang kukira gagal dibela-Nya menjadi okeh! dan ujian2 lain dibuat-Nya okeh juga, bahkan okeh banget!
Dalam perjalananku bersama Dia, aku smakin sadar siapa Tuhanku dan siapa aku. Di saat semua kesombongan dan pengandalan diriku hangus, kasih karunia-Nya mulai bekerja, membuat yang gagal ini jadi berhasil. Yang tak mungkin ini jadi mungkin. Yang lemah ini jadi kuat. Semua karena kasih-Nya dan tak ada alasan bagiku untuk menyombongkan diri. Semua dari Tuhan dan kemuliaan hanya untuk Dia.
Lagu ini menggambarkan isi hatiku, seorang yang dalam ketidaklayakan dan kelemahannya, menemukan kasih-Nya yang tak pernah gagal:
I will not boast in anything
No gifts, no power, no wisdom
But I will boast in Jesus Christ
His death and resurrection
Satu hari, murid2 Yesus menyeberangi sebuah danau. Mereka adalah para nelayan yang jagoan dalam hal perairan. Bersama Sang Guru, mereka menyebrang. Namun mereka biarkan Guru mereka tertidur. Yah, mungkin pikir mereka "biarkan saja Guru tidur, kalo soal danau2an mah kita jagoannya." Namun badai seketika datang, dan mereka panik. Ke"jago"an mereka sepertinya tidak bisa menyelamatkan hidup mereka. Sampai di suatu titik, mereka putus asa dan membangunkan Yesus, lalu Yesus menyuruh badai diam dan badaipun diam.
Kisah ini adalah kisah nyata dalam hidup para murid, dan Tuhan Yesus mengajarkan mereka suatu pelajaran yang amat sangat penting, yaitu agar para murid tidak mengandalkan diri mereka sendiri tapi hanya Dia. Badai pasti berlalu? Ya, tapi lalui badai itu bersama Yesus dan saksikan mujizat dan kasih-Nya! Mudah2an kisah cinta ini terus berlanjut, sbab “kasih setia-Mu tak pergi dariku”.
Jesus said
What’s your answer?
Merk sebuah pena tidak ditulis di daftar pustaka, hanya nama penulisnya. Glory to my Father!
pics taken from http://free-extras.com/images/i_love_u-1393.htm
song lyrics taken from http://www.ap0s7le.com/list/song/28/Stuart_Townend/How_Deep_The_Father%27s_Love_For_Us/