Tuesday, July 5, 2011

Great Finish

Kisah nyata ini adalah tentang seorang pria yang dari masa kecilnya sudah tak asing dengan kata “gagal”. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai seorang anak yang cerdas dan suka membaca buku, namun ia hanya bisa sekolah selama kurang lebih 1 tahun karena harus membantu ayahnya bekerja di ladang. Putus sekolah tidak menghentikannya membaca buku, ia membawa buku-bukunya ke ladang, dan ketika sampai di rumah, ia tetap membaca bukunya bersama lilin kecil yang setia menemaninya.

Ketika berumur 16 tahun, pria ini menghadiri persidangan di Booneville, sekitar 15 mil dari rumahnya. Dengan rasa kagum, ia mengamati pidato pengacara di persidangan itu, dan seselesai persidangan ia menyalami pengacara itu dan berkata “itu adalah pidato terbaik yang pernah saya dengar.” Badannya tinggi dan kurus ketika itu. Dengan hanya memakai baju jins dan celana dari kulit rusa, dan telanjang kaki, ia memuji pengacara tua itu. Dan satu mimpinya yang dikatakannya pada teman-temannya: “Suatu hari nanti, aku akan menjadi presiden Amerika Serikat.”

Sempat bekerja sebagai seorang salesman, namun kantornya ditutup, lalu mencoba masuk ke dunia politik namun gagal, selanjutnya mencoba bisnis tapi gagal lagi dan harus bekerja 6 tahun untuk melunasi kegagalannya, tidak menyerah, ia mencoba menjadi praktisi hukum, namun tetap gagal. Semua usahanya seperti gagal. Namun, satu hal tentang pria ini yang sangat berkesan bagi saya adalah dia tidak pernah menyerah. Pribadinya yang rendah hati dan ramah juga menjadi alasan mengapa orang menyukainya.

Dia adalah Abraham Licoln, presiden ke-16 Amerika Serikat yang sangat dikagumi oleh rakyatnya. Kebijakannya yang sangat terkenal adalah menghapuskan perbudakan di Amerika Serikat.

Ketika ditanya tentang kejatuhan-kejatuhannya, ia mengatakan kalau itu bukan kejatuhan, tapi hanya “tergelincir”.

Seberapa banyak kita jatuh dan gagal? Apakah itu berarti kita sudah kalah? NO! “Tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali.”

Seburuk apa masa lalu kita? Apakah sangat kelam? Sangat hancur? Apakah itu berarti kita harus terus menerus hidup dalam perasaan bersalah? NO! “Aku ada sebagaimana aku ada sekarang.” I am who I am, I am not who I was. Lupakan yang telah lalu, arahkan dirimu pada tujuan.

Orang-orang tidak mempercayai kita lagi? It’s okay. Aku hidup bukan untuk menyenangkan hati manusia, aku hidup untuk menyenangkan hati-Nya. Aku hidup bukan karena apa kata orang tentang aku, tapi apa kata Tuhan tentang aku. Dan ini kata-Nya kepadaku: “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikianlah Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia (baca: saya! baca: Tuhan sayang saya!).”

LOVE NEVER FAILS. IF IT FAILS, IT’S NOT LOVE. Ada seorang pribadi yang sangat mengasihimu, bahkan ketika engkau jatuh, gagal, dan merasa tidak layak. Nama-Nya Yesus. Ketika kita gagal, kasih-Nya tak pernah gagal memulihkan hidup kita.

Today I learn to love. To love myself like He loves me, not as I was, but as I am. As His words calling out from my heart: “I am a new creation in Christ, the old has gone, the new has come!”

And this words really blessed my life: "I may not have had a great start, but that doesn't mean I can't have a great finish." –Joyce Meyer-

clip_image002

AMEN.

Merk sebuah pen tidaklah dicantumkan di daftar pustaka, nama penulisnyalah yang dicantumkan.

-Glory to God-

Literatur:

http://www.apples4theteacher.com/holidays/presidents-day/abraham-lincoln/kids-biography/

http://gregferguson.files.wordpress.com/2011/01/crossing-the-finish-line.jpg

No comments:

Post a Comment