Tulisan ini adalah untuk kamu yang sedang berbeban berat atau menghadapi masalah yang cukup berat. Kekecewaan, sungut-sungut, merasa diperlakukan tidak adil, dan rasa ragu mulai menghantuimu. Please read this.
Pagi ini, ketika saya bersaat teduh, ada suatu seruan berontak / sungut-sungut di hati saya. Suara itu terus bicara “Tidak adil! Tidak adil! Tidak adil!”. Suara ini tidak berhenti menggedor pintu hati saya. “Biarkan aku masuk, Vid, aku ingin menguasai hatimu!”, teriaknya. Saya mencoba melawannya dengan berdoa dan menyembah Tuhan, namun suara itu terus mengganggu saya.
Temans, ini adalah roh sungut-sungut yang melanda orang Israel ketika mereka di padang gurun. Roh yang membuat mereka tidak bisa sampai ke tanah perjanjian. Roh yang sangat pintar dalam menggagalkan kita mencapai tanah perjanjian-Nya. Be careful with this spirit.
Lalu, oleh hikmat Tuhan, saya bernyanyi dan memuji Tuhan. “Ya Tuhanku aku hendak bermazmur bagi-Mu, seumur hidupku. Ya Tuhanku aku hendak bernyanyi bagi-Mu, selagi ku ada. Inilah yang kurenungkan setiap waktu, nyanyian pujian dan pengagungan kepada-Mu, biarlah manis Kau dengar Tuhan, manis Kau dengar Tuhan, dan hatiku bersuka kar’na-Mu.” Amazingly, setelah saya memuji Tuhan, iman saya bangkit. Seperti terlepas dari barbel 10 kg yang terus saya tahan, saya menemukan kelegaan dalam iman saya, iman yang menjadi perisai di pintu hatiku melawan gedoran roh sungut-sungut. Dan perisai ini bangkit melalui pujian (PRAISE).
PRAISE (PUJIAN) adalah alasan mengapa Daud bisa mengalahkan Goliat pada saat satu Israel ragu dan takut. Ketika satu Israel memuji-muji kebesaran raksasa Filistin, si anak bawang ini adalah satu-satunya orang yang memuji-muji kebesaran Tuhannya. David said to the Philistine: “You come against me with sword and spear and javelin, but I come against you in the name of the LORD Almighty, the God of the armies of Israel, whom you have defied.” (1 Sam 17:45). Sebuah pujian terhadap nama God Almighty dan sebuah ketapel, cukup untuk meruntuhkan seorang raksasa.
PRAISE (PUJIAN) adalah alasan mengapa raja Yosafat, ketika terhimpit, diserang bani Amon dan Moab, mengalami iman dan kemenangan tanpa harus berperang. Pasukan lini depan mereka? Orang-orang yang memuji Tuhan! Pedang mereka? Pujian!
PRAISE (PUJIAN) adalah alasan mengapa hanya 2 dari 12 orang pengintai yang bisa melihat tanah perjanjian. Di saat sepuluh orang “menganalisis” kekuatan Tuhan (“bisa ga yah Dia?”), ada dua orang yang memuji Tuhan, memuji Janji Tuhan bahwa Tuhan akan terus menyertai mereka sampai ke Tanah Perjanjian. Praise is the reason why we see God’s promises! Praise Him, for what He said! Praise His words! And see His promises become reality in your life!
Dan masih banyak lagi kisah pemuji-pemuji Tuhan yang luar biasa, apakah saya harus menceritakan bagaimana Tuhan bekerja melalui pujian Paulus dan Silas? Stefanus?
Seperti api harus dilawan dengan air, sungut-sungut harus dilawan dengan pujian! Ketika timbangan hatimu terbeban begitu berat dengan “raksasa kekecewaan dan sungut-sungut atau perasaan tidak diperlakukan secara adil”, berikan “batu ketapel pujian” di sisi lain timbangan itu, maka kamu akan menemukan anomali (keanehan) sebuah timbangan rohani, yaitu LITTLE STONE OF PRAISE TRIUMPHS OVER THE GIANT GRUMBLE! BATU KECIL PUJIAN MENGALAHKAN RAKSASA SUNGUT-SUNGUT! AMEN?! Karena pujian membangkitkan iman, dan iman mengalahkan raksasa. Kecaplah dan lihatlah kelegaan itu, maka engkau akan memuji Tuhan like you never did before.
Biar antiklimaks: God is so cool! Tuhan gitulohhhhhh! Haha.
Merk sebuah pen tidaklah dicantumkan di daftar pustaka, nama penulisnyalah yang dicantumkan.
-Glory to God-
No comments:
Post a Comment