Monday, July 11, 2011

Belajar Berenang

Hari ini adalah hari yang akan selalu kuingat dalam sejarah perenanganku (karena emang sejarah perenanganku sangat singkat, tepatnya baru sekitar 9 hari, walopun dulu sempet belajar waktu masih kecil). Haha.

Yeah, setelah menikmati saat-saat yang indah bersama keluarga di Bandung, aku memutuskan untuk pulang kota. Perjalanan yang begitu melelahkan ini dilalui dengan cepat karena aku mem-fast forward waktu perjalananku dengan memejamkan mata, cuti dari dunia kesadaran. Mudah-mudahan aku tidak mengeluarkan suara-suara aneh yang dapat menjadi batu sandungan bagi rekan-rekan seperjalananku. Huhuhehe.

Bleshh, akupun sampai di rumah dengan perasaan lega, walo badan aga cape. Tapi si sok jago ini memutuskan untuk melanjutkan petualangannya dengan berenang. Nyokap sempet nanyain “Nggak capek?” You know lah jawabanku. Jawaban yg bisa menimbulkan kesan arogan bagi mereka yang belum mengenalku dengan baik. Haha.

Sampai di lapangan renang, maksudku kolam renang. Haha. Yah, dengan PD aku melepas baju, memakai kacamata renang, dan s’perti layaknya seorang jawara, langsung nyebur tanpa pemanasan (yang terakhir bukan ciri jawara, hehe). Yah, sekitar 1 jam-an aku berenang. Tapi tidak ada greget seperti biasanya. Hmmm, sebenernya sebelum berenang, aku juga udah merasa aneh. Tapi, yah, tapi, yah, sok jago sih.

Entah knapa pemberenangan ini menjadi begitu membosankan, nafas begitu sulit, berenang sedikit capek; berenang banyak, apalagi. Air seperti tidak memihak kepadaku hari ini (haha, padahal emang ga jago, nyalahin air). Yah, intinya hari ini adalah salah satu hari terkelam dalam sejarah perenanganku. __”.

Karena sudah sangat capek, aku berdialog dengan Kekasihku. “Cape banget ni. Ajarin aku berenang Tuhan.” Ada lah suara di hatiku berbisik: “Gerakan tangan kanan ke depan, ...” Kulakukan, dan jreng jreng jreng jreng, ketika aku menggerakkan tanganku, aku menyentuh sesuatu di kantongku. Seperti ada yang kenyal-kenyal. Ohh ternyata ohh ternyata, aku berenang pake dompet. Hahahahaha. Rada shock dan panik karena duit basah semua. Fotoku yang ganteng juga jadi ikut kebasahan.

Dengan gaya cool (pura-pura tidak terjadi apa-apa, supaya gak diketawain orang), aku beranjak dari kolam renang ke kamar bilas. Kekuatiran muncul. “Vid, lo mau bayar pake apa ongkos angkot lo?!” Owwhh that intimidating voice,, lalu aku membuka dompetku yang ikut berenang bersamaku, dan aku mengucap syukur karena pemerintah Indonesia menciptakan uang logam. Hahahahaha. “Thanks GOD!”

Hari yang aneh untuk pria berbaju biru yang sedang buru-buru pulang supaya bisa menjemur kertas-kertas berharga di dompetnya.

clip_image002_thumb[6]Suara pertamaku sesampai rumah adalah memanggil nyokap dan menceritakan semuanya. Sesuai prediksi, diomelin sedikit, tapi setelah itu ketawa bareng2, trus dibantuin jemur2in duit. Wow, tmen2 yg bc tulisanku, jgn iri ya, how lucky I am, God gave me a great mom. Hehe.

Akhirnya, oh akhirnya, si melankolis inipun merenung dan menulis. Tuhan mengajarku 2 hal hari ini:
1. Dimana ada kebenaran, disitu ada damai sejahtera. Ngga damai sejahtera? Itu sebuah tanda kalau ada yang nggak benar.
2. Belajar ngomong sama Dia, bahkan dalam hal yang paling kecil sekalipun. Gaulnya: “Ajak Dia ngobrol!” Bapa itu baik dan Roh Kudus itu lembut, Yesus? Dia sahabat kita, Dia pendoa syafaat kita. Dan luar biasanya, ketiganya adalah satu! Pribadi yang hidup dan bisa diajak ngobrol. Belum dijawab? Yah ngga apa2. Salah denger? Yah ngga apa2. Namanya juga belajar. Belajar kayak seorang murid. Murid yang baik belajar dari kesalahannya. “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid”

Kata “per” berarti ada penambahan. Semakin hari, semakin tajam mendengar suara Tuhan. Siapa yang mau? Angkat tangan! Okeh, kembali ke laptop. Hahaha.

Ayuks belajar bareng, belajar bareng menjadi seperti seorang murid. Belajar bareng mengikuti kata-kata yang Tuhan ilhamkan melalui Pak Yusak Cipto, cara belajarnya ngga susah kok, gini caranya: “Ngomong sama Dia”. Dia ada di hatimu, so close to u. Why not pray? Why not ask? How about “curhat” with your own Dad?

Tuhan Yesusku, Kekasihku itu manis banget. Sekalipun dompetku dimandiin, tapi Dia membisikkan suara-Nya yang lembut bagi telingaku. Jesus wants to speak with you too, beloved! He wants to be your lover. Will you accept His love? He wants to speak with you, will you give your time to hear Him? He wants to listen to your problems, will you tell Him what burden is there in your heart? He will listen and speak to you, because He is your lover and He loves u.

Ketika aku mau belajar berenang, Dia tidak hanya mengajariku berenang, tapi Dia mengajariku berenang dalam lautan kasih-Nya yang panjang, tinggi, dalam, dan lebar. Kasih Empat Dimensi yang tak bisa dijelaskan dengan logika manapun. Amin.

Merk sebuah pen tidaklah ditulis di daftar pustaka, melainkan nama penulisnya.

-Glory to God-

No comments:

Post a Comment