Siapa diantara kita yang tidak mau dicintai? Aku yakin tidak ada. Semua mau dicintai. Dunia butuh kasih atau cinta atau love, apapun namanya itu. Dunia butuh cinta. Lebih spesifik: kita butuh dicintai.
Dicintai itu asyik, diperhatiin, dipikirin, dan dihibur ketika kita sedih oleh orang yang sangat mencintai kita. But, I want to tell you the truth about love. There is a risk of being loved. Being loved by the one whose being is LOVE itself (GOD Himself).
Saya ingin bercerita sedikit tentang kisah seorang yang disebut: “a man after God’s own heart”. Seorang raja Israel bernama Daud, yang namanya berarti: BELOVED (yang dikasihi).
Ketika Daud pada masa mudanya diurapi Nabi Samuel menjadi seorang raja, aku membayangkan satu RT heboh! Seandainya itu terjadi pada zaman sekarang, semua warga potong kambing dan sapi, bikin pesta. Papanya juga pasti nggak bisa tidur mikirin anaknya bakal dilantik menjadi raja. Mungkin dia membayangkan tinggal di istana, mendadak jadi orang kaya.
Semua seperti berjalan lancar ketika Daud menjadi pahlawan Israel, mengalahkan Goliat, raksasa dari Filistin. Semakin jelas kemana arah hidup Daud, semakin terbuka pintu istana baginya. Bukan cuma itu, si Daud ini dipilih jadi pemain musik kerajaan untuk mengusir setan-setan yang mengganggu raja Saul. Posisi Daud semakin naik, promosi demi promosi dialaminya. Ngga stop sampe disitu, Daud ini juga dipilih jadi panglima tentara Israel (mungkin kalau sekarang, jadi menteri pertahanan negara). Dan, ga cukup sampe disitu, Daud dijadikan menantu raja. Sudah jelas sekali sepertinya arah hidup Daud. Jalan tol masuk istana sudah dibuka bagi raja baru Israel. But God has other plan for David. Dia membuat susah jalan Daud. Daud difitnah, mau dibunuh, terbuang dari kerajaan, jadi buronan.
Janji-Mu sperti fajar pagi hari? Tak-kan pernah terlambat ‘tuk bersinar? Mungkin dan sangat mungkin Daud mengeluh. Malam kemarin dia calon raja Israel, pagi ini dia buronan kerajaan Israel. Janji-Nya jelas, suara-Nya amin, urapan minyak di kepalanya masih dia ingat, itu bukan mimpi, itu kenyataan, tak usah diragukan lagi. Tapi buktinya: NIHIL! (waktu itu). 99 dari 100 orang akan berkata “WHY GOD?” dan melanjutkan dengan “BUKANKAH KAU BERFIRMAN bla bla bla.” But, David is different. He knows He loves God and God loves Him. That’s why He gives thanks no matter what happen in His life. He believes that GOD IS GOOD and HE WAS, IS, AND WILL ALWAYS BE A GOOD GOD.
Nama Daud berarti “BELOVED” atau “YANG DIKASIHI”. Dan firman ini berlaku buat KITA SEMUA yang PERCAYA TUHAN MENGASIHI KITA: “karena Tuhan menghajar (mendisiplin) orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah (membuat jera) orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibrani 12:6) “Because the LORD disciplines the one he loves, and He chastens everyone He accepts as His son.” (NIV). The risk of being loved, .
Kamu susah? Janji Tuhan sepertinya ga jadi-jadi? Harusnya raja malah jadi buronan? Itu bagus, karena kamu dikasihi TUHAN. GOD is making a butterfly out of a cocoon. If it’s easy, you will never learn to depend only on Him. (kalau terlalu mudah, kita tak’kan pernah belajar bergantung pada-Nya). If it’s easy, you will never learn to put your trust only in Him. (kalau terlalu mudah, kita tak’kan pernah belajar untuk percaya dan berharap hanya kepada-Nya). Give thanks for all the trials, all the waitings, long-sufferings, the chosen people God’s provide around you who educate and discipline you (bersyukur untuk mereka yang membentuk karakterku ;p), love God not because of His blessing, but because of who He is: “Your father, who wants the best of you, and really2 wants to show you how He loves you, and really really really wants you to trust Him, He wants you to depend solely on Him.” Amen.
GBU, beloved ;p
Merk sebuah pen tidaklah dicantumkan di daftar pustaka, nama penulisnyalah yang dicantumkan.
-Glory to God-
abaaaaaaaaaaaaaanggggg... >.<
ReplyDeletewhat a Great noteeesss!!!!
it blessed me a looottt...^0^