Hellowww… :p. Beberapa hari yang lalu, entah darimana,, timbul perenungan di hatiku yg membuat bibirku ini tersenyum sinis. Wkwkwk. Perenungan apakah itu?
Aku merenung tentang 2 tahun yang kuhabiskan sebagai seorang guru les matematika dan fisika. Dua tahun pembentukan dimana Tuhan pakai hamba-Nya utk memuridkan dan membagikan firman-Nya. Di masa2 itu, aku ngga banyak mengumpulkan uang, bahkan tabunganku mendekati 0 Rupiah bisa dibilang setelah 2 tahun mengajar. Namun, jangan salah paham, aku tidak berkekurangan karna Tuhanku itu setia.
Beberapa hari lalu aku merenung, kenapa aku melakukan semua itu? “Buku tabungan bersaldo hampir 0, ckckck” aku hanya tersenyum, tersenyum sinis. Dan spertinya tidak ada yang tahu apa yg ada dibalik senyumanku ini.
No one knows, but God.
Besoknya, aku datang ke Gereja, dan seorang hamba Tuhan membagikan sebuah firman mengenai CV yang dikehendaki Tuhan. Lucunya..hehehe. lucunya, oh Tuhan itu memang suka becanda sama aku. Lucunya, hamba Tuhan itu mengungkit tentang saldo buku tabungan di khotbahnya. Lalu dia bilang kira2 gini: ‘bukan itu yang utama’. Kali ini, aku tidak tersenyum sinis, tapi menahan tangis :p.
Sejujurnya, aku kepengen si punya banyak duit. Tapi,,, kalau kulihat2, dan kutimbang2, dan kurenung2. Orang yang punya banyak duit di dunia ini, belum tentu punya banyak “duit” di Sorga nanti. Firman Tuhan berbunyi “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” (Luk 12:21).
Lalu…
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Mat 6:19-20).
Dan lagi….
“Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Luk 12:33-34)
Hmmm, lalu apakah salah jadi orang kaya? Abraham kaya. Salomo kaya. Yusuf juga, dan Kristus yang kaya menjadi miskin supaya kita kaya. Tidak salah menjadi orang kaya itu. Dan bukan hanya tidak salah, tapi itu benar! Sudah nasib bagi orang yang di-benarkan-Nya untuk juga di-kayakan-Nya. Sebab Tuhan berbicara dalam Mazmur 37:25-26: “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.”
Renungkanlah Firman Tuhan dan kamu akan mengerti, kekayaan bukanlah untuk menyenangkan dirimu sendiri. Kekayaan sejati adalah “tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat”. Kekayaan sejati ialah “juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah”. Oh teman2, tahukah kalian tabungan di Sorga itu bukanlah dari apa yang kita kumpulkan, tapi apa yang kita berikan?
Aku diajar ayahku soal memberi. Aku ingat ketika kami ditipu dan uang kami hampir habis. Waktu itu aku masih remaja, aku ingat kami punya buku perpuluhan warna coklat. Tuhan ajar kami untuk memberi, ya untuk tetap memberi! Dan memang Tuhan tidak pernah berhutang, bukan hanya orang2 lain diberkati, tapi kami juga diberkati dengan tingkap2 langit yang Ia bukakan. Sampai sekarang aku bisa kuliah di Inggris tanpa beasiswa, why? Because my GOD is an amazing GOD! Apakah kami sempat berpikir soal kuliahku? Tidak. Tapi Tuhan kami adalah Tuhan yang ‘ajaib bukti’, bukan ‘ajaib teori’. Dia adalah Tuhan “Ya dan Amin” bukan “kalau nggak salah dan ah masa sih”. Dia sanggup melakukan jauh lebih banyak daripada apa yang kami doakan atau pikirkan. Namun, namun, namun… yang terutama bukan soal kuliah di luar negeri, atau apapun yang tampak keren di mata manusia… but how can we give more?
TO LIVE IS TO GIVE. PRAISE GOD! :)
Merk sebuah pena tidak dicantumkan di daftar pustaka, hanya nama penulisnya..
-Glory to God-
No comments:
Post a Comment