Pagi itu aku ingat, waktu sudah dini hari namun aku belum tidur sebab hatiku amat terbeban. Lelah dengan hidup yang penuh dosa, aku datang kepada Tuhanku. Rasa rindu ini begitu kuat, namun aku merasa terlalu kotor. Maukah Tuhan yang kudus menerima diriku yang kotor? Maukah Dia menerima manusia yang penuh dengan kegagalan?
Nekat kudatang kepada Tuhanku. Modalku? Tangan yang terlipat dan hati yang percaya dan haus.
Aku teringat akan satu pengumuman di gerejaku bahwa akan ada baptisan di hari itu. Mungkinkah Dia mau orang sepertiku ini dibaptis?
Kuambil Alkitab yang sudah lama tak kubaca, dan lalu kuberdoa: “Tuhan, kalau Engkau mau aku dibaptis, berikan ayat tentang Baptisan ketika nanti aku membuka pembatas Alkitabku.”
Tak lama kemudian aku membuka pembatas Alkitabku: ternyata ayatnya tentang “Baptisan sida-sida dari Ethiopia.”
Pagi itu aku mengubungi kakak rohaniku, dan hari itu jugalah aku dibaptis.
Bukankah hidupku kotor? Bukankah aku tidak layak? Ya dan ya. Namun, Tuhan datang bukan untuk orang benar, Dia datang untuk orang berdosa. Bukan orang sehat yang butuh dokter, tapi orang sakit. Dia datang untuk kita yang membutuhkan kasih-Nya.
Hari itu, aku ingat, adalah hari kematian seorang David.
Namun, aku hidup tapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman di dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Tuhanku hidup. Oya? Mana nafas-Nya? Mana gerakan-Nya? Mana suara-Nya? Di mana Dia?
Dia ada di dalamku. Sejak saat itu dan sampai hari ini Dia tak pernah pergi dariku.
Pencuri datang untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan, tapi Yesus datang untuk memberi hidup, untuk memberi hidup yang berkelimpahan.
Yesus, Dia itu mengasihi manusia berdosa yang datang kepada-Nya, seperti aku dan kamu. Dengarkah ketokan di pintu hatimu? Memanggil diri-Mu yang hilang ‘tuk kembali. Itu suara Yesus! Ijinkan Dia masuk sebab Dia tak pernah memaksa, Dia bukan pencuri. Mau apa Dia? Cari siapa? Kamu! Kamu yang merindukan kasih sejati yang tak pernah gagal. Semua gagal dan cuma sebentar saja, tapi tidak demikian dengan kasih Yesus kepadamu. Dia mengampunimu! Dia merindukanmu! Dia mengasihimu dengan kasih yang kekal!
Merk sebuah pena tidak ditulis di daftar pustaka, hanya nama penulisnya. Glory to God.
No comments:
Post a Comment