Tuesday, September 13, 2016

Pilihan yang sulit

Menjadi seorang pengajar bukanlah suatu hal yang mudah. Saya tidak sedang berbicara mengenai gaji seorang guru atau pandangan orang mengenai guru.

Beberapa tahun lalu ketika saya menjadi seorang pengajar bimbel di kota Bandung. Saya menghadapi seorang murid yang sangat cerdas. Saya mencoba membantu murid tsb dan memberikannya soal-soal untuk latihan sembari memberikan solusi.

Sore hari saya ingat kejadian itu. Saya teringat dia menyepelekan saya dengan caranya yang ingin menunjukkan bahwa dia lebih pintar dari gurunya. Saya tidak ingat persis apa yang dia lakukan, tapi saya begitu emosi dengan sikapnya yang menyepelekan saya. Namun, saya mencoba menahan amarah saya. Saya menahannya sampai kelas selesai.

Amarah itu tetap ada sampai saya ada di kostan anak mentor (anak rohani saya). Menunggu lama, anak mentor saya itupun tidak datang2 juga. Saya tidak tahu bagaimana bisa memadamkan api amarah begitu besar yang saya simpan saat itu.

Ada pilihan untuk menyimpan amarah itu (dan inilah pilihan yang mudah). Namun, ada pilihan untuk melepaskannya (inilah pilihan sulit). Pilihan yang sulit inilah yang benar, namun pilihan ini tidaklah mudah untuk diambil. Kedua pilihan ini selalu bertentangan sehingga seperti ada perang di dalam hati. Seringkali, perang dimenangkan oleh pilihan yang mudah.

Mengenai pilihan yang sulit dan saling bertentangan ini juga dijelaskan dalam Alkitab:

Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (Gal 5:17)

Singkat cerita ketika itu saya kesulitan untuk memilih melepaskan amarah saya (pilihan sulit). Namun, saya berbahasa roh dalam hati dan saya berdoa. Saya tahu bahwa ada power dalam pengandalan akan Roh. Dan benar, hati saya yang marah perlahan mulai tenang dan api amarah itu perlahan menjadi padam ketika saya berdoa.

Alkitab mengatakan:

Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (Gal 5:16)

Amarah adalah salah satu perbuatan daging (Gal 5:20). Kesabaran dan penguasaan diri adalah perbuatan-perbuatan roh (Gal 5:21-22). Kedua hal ini saling bertentangan. Manusia dengan segala kelemahannya cenderung untuk memilih mengikuti keinginan dagingnya, namun manusia bukan cuma daging tapi juga adalah roh. Ketika Roh Kudus dibiarkan menguasai dan memimpin hidupnya, maka kedagingan itu tidak akan berdaya lagi. Pilihan sesulit apapun itu akan dipilih oleh orang yang hidup oleh ROH.

Adakah kita menghadapi pilihan sulit itu hari ini? Membalas atau mengampuni? Memuaskan hawa nafsu atau menahan diri? Iri hati atau memberkati? Egois atau peduli?

Pilihan mana yang kita ambil bergantung kepada seberapa besar kita mengandalkan ROH KUDUS dan seberapa besar penyerahan diri kita kepada ROH KUDUS.

No comments:

Post a Comment