Friday, February 27, 2015

Terlalu sulit bagi saya, terlalu mudah bagi Dia

Setelah lama saya tidak menulis, saya tidak kuasa untuk menahan diri dari menceritakan bagaimana Tuhan sekali lagi menyertai saya. Oh ya saya ingin ralat, menyertai kami (saya dan isteri).

Tawaran Pak Direktur

Bagaimana saya memulai setelah sekian lama tidak menceritakan kebaikan-Nya.. Hmm, mungkin dengan menceritakan peristiwa yang terjadi di tempat kerjaku beberapa bulan yang lalu. Waktu itu, saya menyampaikan surat pengunduran diri ke Pak Direktur, karena Tuhan memberikanku apa yang kuingini selama ini, yakni beasiswa S3 di luar negeri. Pak Direktur, mempersilahkanku masuk ke ruangannya yang besar, dan ketika saya sampaikan ingin resign, beliau membujukku untuk stay. Lalu, beliau berpikir sejenak, dan menawarkanku promosi, yang berarti gaji bulananku naik 2x lipat. Tidak hanya itu, beliau mendukung saya untuk tetap studi S3 dengan tetap menerima gaji tersebut.

Saya benar-benar tidak menyangka, saya hanya diingatkan Tuhan untuk memberi yang terbaik dalam pekerjaan yang selama ini cukup membuat saya bosan. Tapi disitu Tuhan ajarkan saya untuk setia dalam perkara kecil. Disitu Tuhan ingatkan agar saya beri yang terbaik. Saya tidak tahu sama sekali bahwa Tuhan bermaksud mempromosikan saya ketika saya melakukan hal-hal kecil itu. Kini saya sadar, bahwa ketika kita taat, bahkan taat dalam perkara terkecil sekalipun, Tuhan itu setia menggenapi firman-Nya:

Lukas 16:10 Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar..

Isteriku Menegur Pak Lurah

Pagi itu mama, saya, isteri, dan sopir pergi ke kantor lurah karena kami perlu Kartu Keluarga yang baru untuk mengurus visa pada siang harinya. Kami butuh mujizat karena Pak Lurah tidak ada di tempat dan waktu kami semakin singkat ke jam appointment pengurusan visa. Kami semua stress berat di kantor lurah menunggu Pak Lurah yang khusus hari itu sangat kami rindukan. Lalu sopir kami mengidentifikasi seorang pejabat yang lalu membantu kami agar kami nyusul ke kantor tempat Pak Lurah yang sedang rapat. Pak Lurah lalu meninggalkan ruang rapat, dan hendakimage menandatangani KK tsb, tapi hampir-hampir beliau salah tandatangan, sampai2 isteri saya refleks menegur beliau. Kami lalu bergegas ke tempat pengurusan vsia, namun nyasar dan hampir-hampir tidak bisa sampai tepat waktu. Tapi, lagi-lagi, Tuhan kami adalah the master of timing sehingga kami datang di waktu yang tepat. Sekalipun kami harus “lari-lari” mengejar lurah, sekalipun isteriku terpaksa menegur beliau, sekalipun kami nyasar, tapi Tuhan yang kami sembah tidak pernah lalai menepati janji. Sebab Firman Tuhan berkata:

Ibrani 113:5b "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. "

Kejadian 39:2a “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya”

Mencari Rumah di Manchester

Siapa bilang mudah untuk mencari rumah untuk saya, isteri dan mempersiapkan tempat tinggal bagi si kecil yang masih dalam kandungan? Kami sudah keliling, tanpa hasil. Ada yang menyampaikan bahwa pemilik tanah tidak mau ada anak kecil. Yang lain tidak bisa turun harga. Yang lain malah menomor 2 kan kami, padahal sudah hampir deal. Tapi hari ini, ketika kami bersaat teduh, ada sesuatu yang berbeda. Tuhan ingatkan kami untuk menyanyikan lagu El Shaddai, Tuhan Maha Besar. Dia Maha Kuasa.Ternyata, El Shaddai itulah yang menjawab doa kami dengan kuasa-Nya.

Siang hari sebenarnya kami sudah survey rumah lagi, namun ternyata rumah itu terlalu kecil bagi kami, dan kami sempat putus asa. Tapi, ternyata itu adalah cara Tuhan untuk menyadarkan kami bahwa Tuhanlah yang membuka jalan dan bukan karena usaha kami sendiri. Padahal, saya sudah hampir tidak jadi mensurvey rumah yang lain karena telat, namun bus itu tiba-tiba datang dan mengantar saya ke tempat yang Tuhan sudah sediakan. Landlord (pemilik properti) tersebut sebenarnya sudah mendapatkan tawaran dari calon penghuni yang lain. Namun, dia menginginkan  agar kami yang tinggal di rumahnya. Ajaib bin ajaib, rumah itu 4 menit jalan kaki dari rumah sakit yang direncanakan untuk persalinan isteri, dan 7 menit jalan kaki dari pasar favorit belanja kami, dan dekat juga dengan universitas, dan harganyapun cukup terjangkau.

Saya teringat kembali akan betapa sulitnya saya mencari rumah. Ini membuat saya seperti tidak percaya semua terjadi hari ini dengan begitu mudahnya. Terkadang, saya merasa bahwa Tuhan ingin menunjukkan kepada saya bahwa hal yang terlalu sulit bagi saya, itu terlalu mudah bagi Dia. Ia mengingatkanku pada lagu yang tadi pagi kami nyanyikan, yakni bahwa Ia itu adalah El-Shaddai, Lord God Almighty.

Kel 6:2-3 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.”

Aku percaya bahwa TUHAN yang kusembah adalah El-Shaddai, Allah yang penuh kuasa. Namun, aku juga percaya bahwa Dia adalah Bapa, yang menyertaiku selalu. Kasih setia-Nya besar dan mujizat-Nya melimpah bagiku. Waktu-Nya adalah indah. Terlalu indah, sampai sering sekali aku tidak bisa memahami keindahannya sebelum semuanya menjadi nyata.

Beloved, God Almighty is with you.

Thursday, February 19, 2015

Setia dalam perkara kecil

Tidak ada hal yang besar yang tidak lahir dari hal-hal yang kecil. Apabila seorang ingin melakukan hal yang besar, ia harus memulai dari setia dalam hal kecil. Hidup adalah sebuah rumah indah yang sudah didesain oleh Arsiktek Agung. Namun, bangunan rumah itu tidak akan terwujud tanpa pasir-pasir kecil dan tetes-tetes keringat hari demi hari.

Tuhan Yesus berkata: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10). Daud memulai dengan menggembalakan domba sebelum menggembalakan bangsa Israel. Yusuf mengatur rumah tuannya dan mengelola penjara sebelum mengatur Mesir.

Jangan remehkan hal kecil. Hal kecil adalah awal dari hal besar. Hal kecil adalah pendidikan yang ingin Tuhan ajarkan sebelum kita melakukan hal yang besar.

Beloved, God loves you.