Saturday, December 31, 2011

Day 6

Two men were stripped, beaten, flogged, thrown into prison, and had their feet fastened in the stocks because of the name of Jesus they preached. And what were their response? “they were praying and singing hymns to God” (Acts 16:22-25)

image

The flower of love will always bloom even in the driest season. Its sweet fragrance of praise will never fade even in the darkest place.

Following Jesus wherever He goes, even to the fire of persecution, with love in my heart and praise from my lips. Amen.

“To Him belongs eternal praise”
(Psalm 111:10b).

Friday, December 30, 2011

Day 5

As I come to the edge of my despair, feeling weak, I found strength in the Lord, my God. As His words strengthened me:

yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah memperoleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan, dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.” (Ibr 11:33-34)

God is so good. He is my Rock, my Lover, my Sweetheart. His words never fail, His words never fail, His words never fail.. because He is God. Thanks God, I love You.

Glory to the One who gives me faith, faith that makes the weak say “I am strong”, that makes the impossible possible, that shuts the intimidating mouth of the lions, that makes a winner out of a hopeless man.

Thursday, December 29, 2011

Day 4

He was in the desert, does not have plenty of food nor water to drink. Nevertheless, his lips sang praises to his Lover as his soul was satisfied by the richest of foods, much more delicious than any earthly food. A food of love.

image

Thy loving kindness is better than life. God's love satisfies me more than anything the world can offer. (Psalm 63:1-5).
Glory to the One who satisfies me with His loving kindness.
pics taken from: http://cdn4.wn.com/pd/a1/d1/f32de0a185726fafc7ab557b9dd7_grande.jpg

Tuesday, December 27, 2011

Day 3

Mzm 77:20-21: “Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba dengan perantaraan Musa dan Harun.”

Jalan Tuhan itu melewati “laut kemustahilan”. Sulit, bahkan tidak mungkin bagi manusia, tapi itu mungkin bagi Dia.

Jejak kaki-Nya mungkin tidak terlihat, tapi ketahuilah Dia ada di sana. Di sana menuntunmu melewati sebuah kosakata yang ada di kamus manusia, namun tidak ada di kamus Allah: “kemustahilan”.

Praise the One who knows not of impossibility.

Dia Bukan Allah yang Jauh

-sebuah kesaksian-

Enak euy habis ngomong sama Tuhan.. Ngedengerin suaraNya.. Siapa sih yang nggak pengen kayak Musa? Jujur saja aku sangat iri dengan Musa. Bayangkan: “Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seseorang berbicara kepada temannya.” (kel 33:11)

Salah 1 kerinduan terbesarku adalah bisa bercakap-cakap dengan Tuhan. Aku pernah membaca buku “Hidup Bergaul Karib Dengan Tuhan”, sebuah buku yang menuliskan kesaksian hidup pak Yusak Cipto tentang Tuhannya, yang menceritakan banyak mujizat, namun intinya cuman 1: Pak Yusak bergaul karib dengan Tuhan. Dan buku itu membuatku iri. Kataku dalam hati: “akupun harus mengalami apa yang dialami pak Yusak”.

Aku iri dengan pak Yusak, aku iri dengan Musa. Ia Tuhan yang adil, akupun ingin mengalami apa yang mereka alami. Aku ingin bercakap-imagecakap dengan Bapaku sendiri. Aku ingin mendengar suara Bapaku sendiri.

Ingin sekali aku membagi ini. Tak tahan aku untuk tidak menulis. Membagi pengenalanku akan Tuhan. Kalau di Facebook ada pilihan “people you might know” untuk memperkenalkan seorang teman kepada teman yang lain. Aku ingin memperkenalkan Temanku, namaNya Tuhan.

Tuhan itu baik, kata orang. Tapi sebaik apakah Tuhan itu? Kalau aku ditanya seperti itu, aku akan bertanya balik, seberapa banyak waktu yang diberikan bagiku untuk menulis? Sebab terlalu banyak kebaikanNya dalam hidupku.

Dia Tuhan yang tak pernah menyerah dengan hidup kita…

Dosaku mungkin adalah kain kirmizi termerah dalam sejarah industri tekstil manusia. Tapi Bapaku tak pernah bosan duduk di teras rumah, menantikan aku kembali. Ia tak pernah menyerah. Sungguh ini kualami: Ia tak pernah menyerah dengan hidup kita. Buluh yang patah terkulai takkan diputuskanNya, sumbu yang pudar nyalanya takkan dipadamkanNya.

Dia Bapa yang “genit”

Suatu hari, aku pernah merenung mengapa Ia menciptakan aku begitu lemah. Mengapa aku begitu playboy. Dan mengapa Ia mengharapkan aku hidup kudus, padahal aku seorang yang begitu lemah. Sampai suatu hari, di sebuah Gereja, Ia menjawabku. Kulihat seorang ibu buta menyanyikan sebuah lagu dari Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) yang takkan pernah kulupakan. Momen yang paling menyentuh hatiku adalah ketika ibu buta itu menyanyikan lirik “O Juruselamat, pegang tanganku..” Suaranya begitu indah,, namun aku merenung: “mengapa ibu ini buta?”

Mengapa aku begitu lemah? Mengapa ibu ini buta? Dua pertanyaan, satu jawaban. Agar aku dan ibu buta ini terus pegang tangan Tuhan Yesus. Sbab Ia Allah yang “genit”. Ia kepengen imagebanget tanganNya dipegang terus sama kita. Bapa itu genit banget. Ia kepengen banget deket sama kita terus.

Dia bukan Allah yang jauh…

Ketika kita bertanya, Ia menjawab. Ia ingin sekali mencurahkan isi hatiNya kepada kita. Ketika aku berbahasa roh, berdoa, dan memuji Tuhan, Ia memberitahuku firman apa yang akan kubaca sebelum aku membacanya. Ketika aku sedih dan butuh penghiburan, firman Tuhan menghibur kesedihanku, Ia menghiburku dengan firmanNya. Ia berbicara sangat spesifik. Ketika aku menambah waktuku membaca firman, menambah jam doaku, belajar bermain gitar dan memujiNya, menghadiri persekutuan doa, Ia semakin sering berbicara. Ketika aku menambah waktuku denganNya, Ia berbicara lebih banyak. Sungguh, Ia berbicara.

Seberapa besar kerinduan kita untuk mendengar suara Tuhan? Sebanyak itulah Ia berbicara kepada kita.

Seberapa banyak waktu yang kita sediakan untuk mendengar suaraNya? Sebanyak itulah Ia berbicara.

Rayulah Tuhan, berbicaralah kepadaNya, curahkanlah isi hatimu, bercandalah dengan Dia. Sebab Dia bukan Bapa yang jauh.

Mendengarkan dan mengetahui kesaksian hidup pak Yusak atau Musa memang membuat kita heran dan takjub,, seakan ada gelora di hati kita dengan hanya mendengarkannya saja. Namun mendengarkan kesaksian mereka tidaklah cukup. Bagaimana dengan hidup kita sendiri? Firman Tuhan tidak berkata “dengarlah dan ketahuilah betapa baiknya Tuhan itu”, melainkan “kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu”. Kita tidak mungkin “mengecap” dengan lidah orang lain, dan juga “melihat” dengan mata orang lain. Ia rindu kita mengalami kebaikanNya secara pribadi.

Hari ini Tuhan bertanya kepada kamu yang membaca tulisan ini, “maukah kamu ngobrol face to face dengan Aku? Sebab Aku begitu rindu (baca: darahKu kucurahkan untuk melakukan itu denganmu)..”

Ef 2:13: Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh” sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.

ditulis 26 November 2008
diedit 28 Desember 2011

Merk sebuah pen tidaklah dicantumkan di daftar pustaka, nama penulisnyalah yang dicantumkan.

-Glory to God-

gambar diambil dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGx5pgrTOsOA4gILOP3vQHW6S9xvq7A8FVgSUMabLWepKuVRdVw2GeIbrnCfm0fu0STiobWcN7i3B620_A9bJl9Dry5lsjRb2fdnv0t66ZIBuGH6TmU6P4QyTSSI30kNWBgxfqTM10Lhk/s1600/holding-hands-photography-535693_1280_1024.jpg
http://files.myopera.com/BackFromTheGrave/blog/BFTG.trustingJesus1.jpg

Day 2

I learned that God is the owner of my life. He is also the owner of the one I love. So, I surrender my life to Him and I bow down in His presence. I let Him decide everything, for I am His.

Glory to my Owner.

Wednesday, December 21, 2011

How we should view our problems

I believe that most of our depressions come NOT from our problems, but from the way we view them. God taught me from my mistakes. I learned that my GOD is WAY BIGGER and MORE POWERFUL than all of my burdens and problems.

I learned that peace is for those who cast their worries to Jesus (and do not take it back). Let those be His problem instead of ours, because we can trust Him. He is a loving Father who prepares the best future for His children. He knows and will provide our needs in His beautiful time.

image

When the wave gets bigger, when the raging sound causes us to fear. Remember this:

“Mightier than the thunder of the great waters, mightier than the breakers of the sea – the LORD on high is mighty.” Psa 93:4

“Dari pada suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat tinggi.” Maz 93:4

the brand of a pen is not written in the bibliography, it is the writer’s name

image is taken from http://www.free-extras.com/images/wave-1231.htm

Sunday, December 4, 2011

My Mom and Dad

image

Today, as I felt lonely in my room, I wondered when will my mom send me an email, asking “How are you?”. My heart protested, am I being forgotten?
(I don’t do this everyday, today I think I had too much of “melancholic drink”)

Not till the sun dropped, I checked my email. Guess what?! It was my mother asking how am I doing :)

No need a network connection cable to send a message from Manchester to Jakarta. Love is the cable! Love is real. Though it is not seen, it’s there. Though it can’t be touched, it’s there. It is there, love is so real.

If my mom and dad loves me so much, how much then is my God’s love for me?

Sometimes, question arose in my head, how can I believe someone’s love when he/she is invincible? Well, the answer is: there is no answer for that question. The question gives answer to itself. If I see, that’s not faith. And if I don’t see yet believe, that’s faith. God loves me? Yes, I believe. How ‘bout you?

My friend, to live is to believe in God’s love.

Glory to Jesus Christ, my Lover

Friday, December 2, 2011

Jesus is the Answer

Jesus is the answer for the world today. Above Him there’s no other, Jesus is the way.

As we listen to this beautiful music, let’s reflect on the lyrics.
How many times we depended on others or on ourselves and we failed? We tried to solve our problems with our own way and it does not give any answer, yet making it more complicated? Or tried to use our self effort methods to escape from sinful desire and feels the frustration of failure? We tried, we failed. We tried again, and we failed again. Till we know, that Jesus is the only way. Jesus is the answer for all of our problems. He is our deliverer, able to free us from sins. The best motivator of life, He gives hope and never disappoint those who put their hope in Him. God bless u.

Glory to God

Thursday, December 1, 2011

Hari Kematianku

Pagi itu aku ingat, waktu sudah dini hari namun aku belum tidur sebab hatiku amat terbeban. Lelah dengan hidup yang penuh dosa, aku datang kepada Tuhanku. Rasa rindu ini begitu kuat, namun aku merasa terlalu kotor. Maukah Tuhan yang kudus menerima diriku yang kotor? Maukah Dia menerima manusia yang penuh dengan kegagalan?

Nekat kudatang kepada Tuhanku. Modalku? Tangan yang terlipat dan hati yang percaya dan haus.

Aku teringat akan satu pengumuman di gerejaku bahwa akan ada baptisan di hari itu. Mungkinkah Dia mau orang sepertiku ini dibaptis?

Kuambil Alkitab yang sudah lama tak kubaca, dan lalu kuberdoa: “Tuhan, kalau Engkau mau aku dibaptis, berikan ayat tentang Baptisan ketika nanti aku membuka pembatas Alkitabku.”

Tak lama kemudian aku membuka pembatas Alkitabku: ternyata ayatnya tentang “Baptisan sida-sida dari Ethiopia.”

image

Pagi itu aku mengubungi kakak rohaniku, dan hari itu jugalah aku dibaptis.

Bukankah hidupku kotor? Bukankah aku tidak layak? Ya dan ya. Namun, Tuhan datang bukan untuk orang benar, Dia datang untuk orang berdosa. Bukan orang sehat yang butuh dokter, tapi orang sakit. Dia datang untuk kita yang membutuhkan kasih-Nya.

Hari itu, aku ingat, adalah hari kematian seorang David.

Namun, aku hidup tapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman di dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Tuhanku hidup. Oya? Mana nafas-Nya? Mana gerakan-Nya? Mana suara-Nya? Di mana Dia?

Dia ada di dalamku. Sejak saat itu dan sampai hari ini Dia tak pernah pergi dariku.

Pencuri datang untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan, tapi Yesus datang untuk memberi hidup, untuk memberi hidup yang berkelimpahan.

Yesus, Dia itu mengasihi manusia berdosa yang datang kepada-Nya, seperti aku dan kamu. Dengarkah ketokan di pintu hatimu? Memanggil diri-Mu yang hilang ‘tuk kembali. Itu suara Yesus! Ijinkan Dia masuk sebab Dia tak pernah memaksa, Dia bukan pencuri. Mau apa Dia? Cari siapa? Kamu! Kamu yang merindukan kasih sejati yang tak pernah gagal. Semua gagal dan cuma sebentar saja, tapi tidak demikian dengan kasih Yesus kepadamu. Dia mengampunimu! Dia merindukanmu! Dia mengasihimu dengan kasih yang kekal!

Merk sebuah pena tidak ditulis di daftar pustaka, hanya nama penulisnya. Glory to God.